Download Film, MP3, Sofware, Ebook, Gratis, Cerita Lucu,/h1>

SELAMAT DATANG DI BLOG SEDERHANA INI. BLOG INI TEMPAT CURHAT YANG KREATIF, IMAJINATIF, SEKALIGUS INOVATIF. FUNGSINYA BISA MACAM-MACAM. TERUTAMA SEKALI ADALAH SEBAGAI MEDIA UNTUK BELAJAR. BELAJAR MENULIS, BELAJAR UNTUK PEKA. PEKA PADA DIRI DAN SEKITAR KITA. PUNYA KRITIK DAN SARAN, SILAKAN KIRIM VIA EMAIL KE: banggaheriyanto@gmail.com

Saturday 12 April 2014

Caleg Stres? Mmhh...

Pemilu anggota legislatif memang sudah berlalu. Tetapi hiruk-pikuknya masih bergema. Menyisakan banyak cerita. Ada kisah bahagia, sedih, lucu, bahkan ironi. Termasuk cerita tentang caleg yang stres karena perolehan suaranya jauh dari yang diangankan.


Tibalah kini waktunya berhitung. Semua tunduk pada hukum ekonomi paling dasar: untung-rugi. Berapa modal yang dikeluarkan, berapa untung yang didapatkan. Masalah idealisme simpan saja di kantung belakang. Idealisme takkan berjalan tanpa kekuasaan.

Paradigma itulah yang tampaknya dipegang erat para caleg gagal dan stres. Sudah keluar banyak modal, ternyata eh ternyata....

Kelakuan caleg gagal itupun membuat dahi berkerut. Ada caleg yang meminta kembali kompor gas yang pernah ia bagikan saat kampanye. Ada yang menggulung karpet yang sudah terpasang di sebuah majlis ta'lim. Ada yang meneror warga, meminta uang "serangan fajar" dikembalikan. Ah....

Jika ingat saat kampanye dulu, sang caleg sangat dielu-elukan. Datang dengan jumawa, disertai berlapis-lapis pengawal, dan penjilat yang menghembuskan angin harapan. Seolah dia adalah manusia pilihan. Di rekening bank ada tersimpan sekian ratus juta, cukuplah katanya. Untuk cetak spanduk, sticker, kaos, mobilisasi massa, konsumsi, bendera, dan sebagainya. Kalau tidak cukup juga, masih ada harta warisan. Atau pinjam kerabat, atau siapa saja yang mau jadi sponsor.

Yang namanya sponsor, tidak ada yang tidak mengharapkan imbalan. There is no free lunch. Kalau kau terpilih, apa yang akan kau berikan padaku. Proyek apa? Bantuan apa? Atau jatah jabatan apa di lingkungan pemerintahan? Sang sponsor akan menagih, cepat atau lambat. Terpilih atau tidak terpilih.

Para caleg gagal itu tampaknya tidak berpikir panjang. Atau sudah berpikir panjang, tetapi dipendek-pendekkan. Dibuat sederhana. Ditambah lagi ada angin surga yang terus dihembuskan para penggembira, yang berpikir pragmatis bahwa pemilu adalah proyek. Cuma karena silsilah keluarga yang tenar di sebuah kecamatan, ia pun berani ambil risiko. Duh.... coba uang ratusan juta itu dipakai untuk membuat LSM yang memberdayakan warga dengan kegiatan-kegiatan kreatif dan produktif, alangkah eloknya.

Sang sponsor kini menagih. Harta warisan ludes. Mereka yang dulu mengawal, adalah mereka yang pertama menjauh. Mereka yang dulu meniupkan angin surga, tiba-tiba menguap tanpa bekas. Kalau sudah begitu, apa arti sticker, kaos, spanduk, dan uang yang dulu ia bagi-bagikan. Wuuus... seperti disulap. Hilang tanpa jejak. (*)









0 comments :

Post a Comment