Kurikulum 2013 (kurtilas) yang
diterapkan mulai tahun pelajaran 2014-2015 ini menekankan pendekatan scientific dalam kegiatan
belajar-mengajar (KBM) di sekolah. Sebagaimana dikutip dari m-edukasi.web.id, pendekatan scientific adalah pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.
Saya, sedang menyiapkan bahan ajar dan skenario pembelajaran |
Selain hasil belajar, proses
belajar juga menjadi hal yang amat penting dalam pendekatan scientific. Guru tak lagi menjadi
“pusat” di ruang kelas. Siswa dilibatkan secara aktif untuk mengobservasi,
bertanya, menalar, dan mempresentasikan materi pembelajaran. Guru lebih
berperan sebagai fasilitator yang harus kreatif dan proaktif menyiapkan media dan
skenario pembelajaran, juga menyediakan sumber-sumber pengetahuan alternatif untuk
siswa.
Nah, dengan peran seperti itu
guru harus membekali dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan terkini. Dalam
konteks tersebut, guru wajib mengenal alat dan media apa saja yang dapat
digunakan untuk mendukung proses KBM supaya efektif. Di posisi itulah peran teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) mulai kelihatan.
Manfaatkan Alat dan Media TIK
Sebetulnya, ada banyak alat
dan media TIK yang dapat digunakan untuk mendukung proses KBM. Misalnya, ada
proyektor untuk presentasi di kelas, laptop untuk membuat bahan ajar, dan internet
untuk menjalin komunikasi guru-siswa. Namun, menurut saya, bila dikaitkan
dengan konteks kekinian, semuanya akan bermuara pada dua teknologi utama, yaitu
komputer dan internet.
Komputer banyak jenis dan
rupa-rupa gadget-nya. Internet pun
sama, banyak utility-nya. Berdasarkan
fakta tersebut, paling tidak, guru harus mengetahui fungsi-fungsi dasar dari
komputer dan internet. Bila guru mampu menguasai keduanya, maka ia dapat
menjadi guru yang kreatif, yang mampu mengidentifikasi gaya belajar siswa masa
kini dan mau beradaptasi.
Misalnya, ketika guru bidang
studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu menerangkan tentang macam-macam
permukaan tanah, guru yang kreatif dan menguasai komputer juga internet, akan
mulai surfing di mesin pencari (engine search) semisal Google mengenai materi
tadi. Tetapi yang dicarinya bukan lagi materi yang hanya berupa teks, melainkan
materi presentasi, misalnya, dalam format Microsoft Office Power Point, atau
dokumen video seperti banyak terdapat di Youtube.
Bila yang dicari tidak ada,
maka ia akan mulai membuatnya sendiri. Materi presentasi standar bisa ia buat
di laptop menggunakan aplikasi Microsoft Office Power Point. Sedangkan animasi
video dapat dibuat menggunakan aplikasi PowToon. Seluruhnya dapat dipelajari dengan
mudah. Banyak tutorial tersedia di internet. Syaratnya, guru harus benar-benar
bertekad menjadi guru yang kreatif dengan terus memperbarui pengetahuan serta
keterampilannya di bidang TIK.
Manfaatkan Media Belajar Online
Tidak hanya sebagai sumber
pengetahuan, internet dapat digunakan sebagai media pembelajaran online. Melalui
jenis media ini, komunikasi guru-siswa tidak terhenti begitu jam sekolah usai,
tetapi dapat terus berlangsung selama mereka terhubung internet. Contoh media
belajar online antara lain:
Quipper School adalah situs
pembelajaran online berupa “kelas maya” bagi guru dan siswa. Di website ini,
guru dapat membuat kelas khusus dengan kuota 60 nama siswa. Guru dapat membuat
lebih dari satu kelas, dan menambahkan nama-nama siswa sebagai peserta didik di
kelas maya tersebut. Melalui Quipper School, guru dapat memberikan tugas atau
pekerjaan rumah (PR) sesuai mata pelajaran (mapel) yang diampu dengan pilihan
materi yang beragam dan disusun berdasarkan kurtilas.
Tampilan halaman depan Quipper School |
Siswa dapat mengakses Quipper
School melalui akun masing-masing dengan kode akses yang telah dibagikan guru,
di mana kode tersebut diperoleh guru saat menambahkan peserta didik di kelas
maya Quipper School. Dari akunnya siswa dapat mengerjakan PR di mana saja
selama ia terhubung dengan internet.
Quipper School cukup ideal
sebagai media pembelajaran online. Tampilan antarmuka (interface) Quipper School cukup user
friendly. Juga, ada fitur untuk menambahkan materi pembelajaran, modul, dan
soal-soal latihan bagi para guru. Jika guru kreatif, ia dapat mengoptimalkan
website semacam Quipper School ini menjadi sebuah media pembelajaran baru yang
dapat menunjang efektivitas pembelajaran.
Tampilan beranda user/guru |
Akhirnya, kita memang tidak bisa menutup mata, bahwa keberhasilan proses
KBM yang didukung oleh TIK sangat dipengaruhi oleh ketersediaan alat, media,
dan kompetensi sumber daya manusia. Meski demikian, kita tetap dapat meniti tangga keberhasilan itu dengan mulai menumbuhkan
kesadaran para guru untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilannya di
bidang TIK. Yuk, jadi guru kreatif. Salam. (BHY)
2 comments :
Betul sekali pak,Kita masih kurang di SDMnya,smoga guru -guru mulai bersemangat untuk terus belajar menguasai TIK.Alhamdulilah di sekolah saya semua guru mulai semangat belajar TIK,smoga diikuti guru-guru di indonesia lainnya
Mantab bu... hidup guru!
Post a Comment